Sentani, Nokenlive.com – Bupati Jayapura Mathius Awoitauw secara resmi membuka Festival Danau Sentani ke-11, ditempat wisata Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (19/6/2018). Festival tahun ini mengangkat tema Khenambai Umbai, Satu Hati Satu Jiwa Untuk Indonesia. Sekitar 1.000 pengunjung hadir dalam pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) yang dimulai pukul 10.00 pagi.
Dalam sambutan Pembukaan FDS 2018 Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan Pemerintah dalam kepemimpinan Bapak Jokowi mengedepankan atau berkomitmen menjadikan industri pariwisata sebagai sumber pendapatan negara yang utama. Sehingga target Pemerintah secara Nasional adalah dapat dikunjungi -+ 20 juta wisatawan manca negara untuk melihat keindahan pariwisata di Indonesia.
“Saya setuju dengan apa yang di katakan orang bahwa Papua adalah surga kecil yang turun ke Bumi, kita punya pantai-pantai indah yang punya kecantikan alami, jejak sejarah peninggalan Perang Dunia ke II, situs megalitikumi/Tutari, perbukitan yang cantik, kuliner hingga budaya dan adat istiadat dari 9 masyarakat adat, mari kita jaga sama-sama agar bisa dijadikan devisa bagi Negara, khususnya bagi masyarakat adat” ungkap Matius.
Selesai membacakan sambutan, Bupati Kabupaten Jayapura dengan didampingi oleh Wakil Bupati Jayapura dan Wakapolda Papua bersama tamu undangan secara resmi membuka Festival Danau Sentani (FDS) Tahun 2018. Pembukaan acara tersebut diiringi dengan prosesi tarian adar tradisional yakni Tari Isosolo yang merupakan tarian wajib dalam Festival Danau Sentani dengan menari di atas perahu dari tengah Danau Sentani menuju dermaga Pantai Khalkote.
FDS 2018 akan digelar dari tanggal 19–23 Juni 2018, selain menampilkan 23 tarian kolosal yang dibawakan oleh 100 pelajar, pada FDS tahun ini akan diwarnai juga dengan festival-festival lain nya seperti festival Kopi Papua, Festival Music Danau yang akan dimeriahkan oleh Papua Original dengan konsep Pangung Video Mapping dan tentunya pameran hasil kerajinan tangan asli 9 suku di Sentani serta beragam kuliner asli masyarakat Papua. (Nug)
Apa komentar anda ?