Sentani – Nokenlive.com
Anggota DPRD Kabupaten Jayapura, Rasino terus mendekatkan dirinya sebagi wakil rakyat dengan memberikan perhatian kepada masyarakatnya diwilayah pemilihan III kabupaten Jayapura.

Tak main-main rasa kepeduliannya tersebut ditunjukkannya lewat bantuan dana pribadinya menyewa alat berat excavator untuk pengerukkan irigasi yang sudah tertimbun lumpur serta ditutupi semak semak.
Persawahan milik petani di kampung Karta Bumi distrik Namblong sudah beberapa tahun belakangan ini tidak di bisa tanami akibat tidak adanya air yang mengalir di irigasi untuk memenuhi kebutuhan air persawahan.
Padahal dulunya petani kampung Karya Bumi merupakan penghasil sumber beras Kenambai Umbai.
“Ya memang mayoritas semua masyarakat di Distrik Namblong itu sebagai petani. Baik itu petani padi dan petani jagung. Namun lebih banyak mereka bergelut sebagai petani padi,” ungkap Rasiono yang kini menjabat sebagai Sekretaris Komisi B DPRD Kabupaten Jayapura.
Kata Rasino, di kampung Karya Bumi ada sekitar 225 Hektar lahan persawahan milik petani. Selain itu juga terdapat di kampung sebelah yaitu kampung Sumbe memiliki sekitar 60 hektar perswahan.
“Jadi sudah hampir 3 musim tanam terakhir para petani ini sudah tidak lagi tanam padi diarel persawahan milik mereka, karena terkendala masalah irigasi untuk aliran air ke lokasi persawahan yang patah atau rusak di induknya,” terang pria yang menjabat Ketua Fraksi Nasdem.
Mantan kepala kampung Karya Bumi 2 periode ini mengaku, jika baru-baru ini dirinya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Balai Sungai Provinsi Papua, dan mereka sudah bantu memperbaikki talang irigasi yang patah tersebut.

Namun setelah perbaikkan talang irigasi yang patah itu, airnya tidak bisa mengalir ke saluran irigasi menuju persawahan petani. Pasalnya terkendala pada pengendapan sedimen pada jaringan induk irigasi.
Sehingga untuk mengatasi hal ini harus dibutuhkan kantong lumpur. Hal ini penting karena semua bangunan yang direncanakan disungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur dan mengatur air yang masuk ke irigasi.
Bangunan kantong lumpur tersebut merupakan bangunan pelengkap atau bagian dari bangunan utama yang berfungsi untuk mengelakkan angkutan sedimen dasar dan layang terutama fraksi pasir yang lebih besar agar tidak masuk kejaringan pengairan irigasi.
“Ini masalah yang sekarang dihadapi petani di sana. Saya sebagai seorang anak petani yang memang dibesarkan didaerah itu dan juga sebagai anggota DPR yang terpilih dari dapil 3 salah satunya wilayah distrik Namblong, saya tergerak hati untuk melihat dan berupaya membantu petani sawah ini sesuai kemampuan saya,” ujarnya.
Rasino menyampaikan, jika masalah ini pihaknya bersama petani sudah usulkan kepada pemerintah kabupaten Jayapura untuk membantu. Namun semua butuh proses.
“Pemerintah kabupaten Jayapura pada prinsipnya siap membantu mengatasi masalah irigasi ini. Hanya saja semua butuh proses sesuai aturan, harus ada perencanaan, lelang, baru pelaksanannya dilapangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rasino menjelaskan, petani apabila akan menanam padi mereka harus menunggu musim hujan. Sehingga saya berinisitif dengan berkat yang saya punya lalu membantu petani ini dengan menyewa alat berat untuk pengerukkan irigasi keperwasahan dengan dana pribadi dulu agar aliran air bisa masuk irigasi dan petani bisa mulai tanam padinya.
Rasino mengaku, bukan karena dirinya banyak uang. Tetapi ini soal perasaan. Apalagi dirinya sebelum duduk di kursi DPRD kabupaten Jayapura sehari-harinya adalah seorang petani sawah dan juga pernah menjabat sebagai kepala kampung 2 periode sehingga tau betul seperti apa kondisi yang dialami dipetani padi di wilayahnya tersebut.
“Sekarang ini lagi dikerjakan pengerukkan dibeberapa irigasi di distrik Namblong itu. Yang sudah dikerjakan hampir 3 kilo lebih. Mudah-mudahan setelah pengerukkan ini airnya bisa berjalan lancer kearel persawahan,” tuturnya.
Kata dia, sambil menunggu air jalan ke irigasi pengerukkan ini para petani padi sawah disana mereka sudah mulai membuka atau mengelola kembali lahan persawahan. Untuk petani di kampung Sumbe dan Besum.
Untuk di kampung Karya Bumi mereka sudah mulai tanam padinya. Irigasinya memang terhambat. Petani, mereka menada air hujan. Harapan petani untuk tanam padi hanya menanti hujan turun dari langit.
Ini yang jadi pertanyaan. Namanya alam, kapan hujan turun dari langit kita manusia biasa tidak tahu. Hanya Tuhan tau.
Kalau tidak ada air hujan dampaknya lahan kering. “Mudah-mudahan saja cuaca terus mendukung kedepannya,” harapnya.
Dampak dari semua masalah ini, lanjut Rasino, tiga tahun terakhir hilangnya peredaran beras Kenambai Umbai di Kabupaten Jayapura yang dulunya beras ini jadi primadona masyarakat.
Tambah Rasino, penyedian kantong lumpur itu penting sekali, karena sebetulnya air irigasi ini tidak boleh langsung dialirkan ke salurannya.
Harus dibuatkan kantong lumpur dulu, supaya airnya itu mengendap dulu. Baru setelah itu airnya dialirkan ke saluran. Ini penting dilakukan sehingga lumpur ini tidak selalu menggangu saluran yang masuk kearel persawahan.
“Dengan adanya kantong lumpur kita tidak perlu lakukan pengerukkan terus menerus setiap tahun,” jelasnya.
Waktu Musrembang di distrik Gresi Selatan masyarakat telah mengusulkan hal ini. Dan kebetulan hal ini masuk dibidangnya, Komisi B DPRD Kabupaten Jayapura. Sehingga dirinya dengan lantang menyampaikan kepada pemerintah untuk menjadikan perhatian khusus terutama masalah pertanian diwilayah 3 salah satunya masalah irigasi tersebut.
“Harapan saya ketika masalah irigasi ini diatasi baik, petani padi sawah di distrik Namblong bisa kembali menanam padi agar beras Kenambai Umbai bisa kembali beredar ditengah tengah,” tutup Rasino.(HANS PALEN)
Apa komentar anda ?