Jayapura, Nokenlive.com
Gempa bumi merupakan sebuah bencana alam yang terjadi dalam waktu sekejap serta tanpa diketahui kapan akan terjadi.
Terutama gempa bumi erat-kaitanya dengan tanah goyang. Apalagi ketika tanah itu bergerak cukup kuat, efeknya dapat menimbulkan hancurnya bangunan, jalan, jembatan dan sebagainya dalam waktu sekejap.
Tak hanya itu guncangan yang cukup kuat yang mengakibatkan rusaknya bangunan dapat memakan korban jiwa serta hilangnya harta benda, termasuk sarana dan prasarana pendidikan.
Dengan keadaan itu, dapat menimbulkan kepanikan serta trauma bagi para peserta didik ketika gempa tersebut terjadi.
Sama halnya gempa bumi yang menguncang kota Jayapura terjadi sejak awal Januari 2023. Hasil pantauan BMKG Wilayah V Jayapura sebanyak 1000 lebih gempa susulan teradi di kota Jayapura hingga pertengahan Februari 2023.
Sebanyak 100 lebih guncangan susulan cukup kuat dirasakan warga kota dan kabupaten Jayapura.
Tentunya kondisi ini tak luput dirasakan siswa siswi yang ada diberbagai satuan pendidikan di kota Jayapura, salah satunya SMP Negeri 2 Abepura, kota Jayapura.
Mengingat gempa bumi tak diketahui kapan akan terjadi, oleh karena itu para siswa siswi perlu edukasi pihak terkait teruma menyelamatkan diri tanpa ada kepanikan yang berlebihan ketika gempa terjadi.
“Untuk itu, siswa harus diperkuat edukasi gempa bumi agar melakukan mitigasi atau kesiap-siagaan pascagempa,” ujar kepala sekolah SMP Negeri 2 Jayapura, Dorthea Carolien Enok saat ditemui wartawan nokenlive.com di ruang kerjanya, Rabu (01/03/23).
Kata Kepsek Dorthea Carolien Enok, gempa bumi tidak dapat diprediksi sampai saat ini, sehingga potensi terjadi ketika seseorang didalam rumah, kantor, hingga anak yang berada di dalam sekolah saat sementara belajar.
“Apalagi jumlah siswa siswi yang menempuh pendidikan di sekolah kami mencapai 1.139 siswa yang terbagi dalam dua shift, yaitu shift pagi sebanyak 789 siswa, sedangkan shif siang sebanyak 290 lebih siwa,” jelasnya.
Sekolah SMPN 2 Jayapura memiliki dua lantai diapit perumahan penduduk, sehingga membuat khawatir karena minim daerah evakuasi. Sementara edukasi tentang gempa kepada siswa siswi masih minim.
Ia mengungkapkan, saat terjadi gempa 5,4 SR Januari lalu ada siswa di SMPN 2 Jayapura lompat dari lantai dua secara spontan. “Tetapi kami bersyukur anak tersebut tanpa cedera yang berlebihan,” jelasnya.
Untuk itu, kedepan, ia mengharapkan pemerintah kota Jayapura melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran kota Jayapura dapat bekerja sama BPBD kota Jayapura untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi kepada siswa di satuan pendidikan tersebar di kota Jayapura.
Hal itu dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik terkait upaya penyelamatan diri ketika gempa bumi terjadi di wilayah kota Jayapura, seperti pada bulan Februari lalu.(ANDIKA PAMAN)
Apa komentar anda ?