Wamena, Nokenlive.com – Adanya penyeludupan ratusan Minuman Keras (Miras) jenis Whisky dan Vodka lewat jalan darat ke Kabupaten Jayawijaya yang terus terulang, telah membuat Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayawijaya kecewa.
Sehingga Ketua FKUB Kabupaten Jayawijaya, Pdt. Esmon Walilo akan segera melaporkan hal penyelundupan Miras ke Kapolda Papua.
“Kami tokoh Agama dan masyarakat itu prihatin sekali, karena untuk saat ini kita bicara Corona dan mau hindari hal itu, tapi teman – teman yang bawa Minuman keras kasih masuk terus ke Wamena,” kata Pdt. Esmon.
FKUB berharap kepada teman – teman ataupun masyarakat yang berasal dari daerah lain untuk tidak melakukan hal – hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat, apalagi sampai membawa dan memasukan Minuman Keras ke Kabupaten Jayawijaya.
Sebagai anak asli Jayawijaya dan juga selaku Tokoh Agama di Kabupaten Jayawijaya, kejadian penyelundupan Minuman keras ke Kabupaten Jayawijaya harus menjadi perhatian seluruh komponen di Kabupaten Jayawijaya.
Selain itu juga, Pdt. Esmon menyoroti beberapa Pos penjagaan yang ada di sepanjang jalan darat dari Jayapura hingga ke Kabupaten Yalimo yang kurang ketat, sehingga beberapa kejadian penyelundupan Minuman Keras terus terjadi.
“Saya bertanggungjawab akan hal itu, karena mereka yang jaga disana itu tidak punya hati,” kata pdt. Esmon.
Menurutnya, penyelundupan Miras sangat berbahaya ditengah mewabahnya Virus Covid-19, karena tidak hanya merugikan banyak orang, namun akibat minuman keras bisa menghilangkan nyawa seseorang.
“Saya ingatkan, bahwa anak – anak digunung juga harus tahu, sejak dulu itu orang tua tidak pernah konsumsi minuman keras, sebenarnya ini sistem Belanda yang diterapkan kembali saat ini, untuk membodohi orang Papua melalui Minuman keras,” jelas Pdt. Esmon.
Kebiasaan itu, jelas Pdt. Esmon telah membudaya kepada orang Papua, sehingga tumbuh berjamur di seluruh Papua, bahkan di Wamena Kabupaten Jayawijaya sudah banyak orang – orang pandai yang bisa membuat minuman keras untuk kepentingan pribadi.
Terkait pengawasan di Bandara, baik Bandara Sentani maupun Bandara Wamena, Pdt. Esmon mengakui, untuk bandara Wamena sudah sangat baik, karena ada dalam pengawasan pihak kepolisian.
“Saya pikir Kabag Ops Pak Tahapari orang sudah lama dan punya pengalaman, jadi saya pikir Pak Tahapari punya hati untuk bekerja buat masyarakat dan itu sudah ditunjukan di Lanny Jaya dan Jayawijaya,” kata Pdt. Esmon.
Persoalannya ialah, teman – teman yang ada di Bandara Sentani, karena mereka mudah disuap untuk meloloskan barang – barang tersebut ke Wamena, termasuk jalur jalan darat yang kurang efektif diawasi.
FKUB menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Jayawijaya, untuk tidak mengkonsumsi minuman Import ataupun lokal yang ada di Jayawijaya.
“Kita orang Papua itu bisa habis, karena angka dua juta orang Papua yang disebutkan itu sebenarnya saya masih ragu, karena saya pikir kita masih 700-an sama halnya saat kita masuk ke NKRI,” kata Pdt. Esmon Walilo.
Sehingga dirinya berharap kepada seluruh orang Papua untuk sadar, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang banyak, apalagi sampai mengkonsumsi minuman keras.
(ema)
Apa komentar anda ?