JAYAWIJAYA, Nokenlive.Com – Panitia Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) mengizinkan masyarakat umum yang hendak mencoba sensasi berjalan di atas batu panas atau dalam bahasa Biak Numfor disebut Apen Bayeren, yang akan dilaksanakan pada Jumat, (9/8) di Distrik Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Kepala Bidang Destinasi dan Pariwisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya, Naftali Rumbiak di Wosilimo, Kamis, mengatakan pihaknya mendatangkan empat orang pawang dari Kabupaten Biak Numfor untuk mempersiapkan budaya apen bayeren.
“Jadi siapa yang mau coba silahkan. Sistemnya nanti saweran, mungkin bisa memberikan Rp5 ribu atau Rp10 ribu untuk mereka punya bentuk kegiatan. Muda-mudahan ketua panitia atau penjabat bupati, gubernur dan saya berharap menteri sendiri mau mencoba. Kalaupun tidak, ada masyarakat umum yang diberikan kesempatan, silahkan siapa saja boleh mencoba,” katanya.
Sebelum berjalan di atas batu panas, empat orang pawang akan melindungi mereka yang hendak mencoba, dengan ilmu kebal agar mereka tidak terbakar ketika menyentuh batu panas yang telah dibakar.
“Kami mendatangkan empat orang pawang, didampingi ketua dewan kesenian dari Biak. Mereka ini sudah sekian tahun menampilkan acara serupa di daerah mereka,” katanya.
Pada Kamis, (8/8) sore mulai dipersiapkan penyusunan batu-batu dan kayu. Batu-batu itu nantinya dipanaskan dengan cara dibakar menggunakan kayu kering. Proses penyusunan batu-batu itu dilakukan oleh orang-orang yang telah mendapat persetujuan dari pawang.
“Besok kami rencana Jam 9 pagi apinya (api untuk membakar batu apen bayeren) sudah menyala, dengan perhitungan kalau menteri tiba Jam 9 di Bandara dan perjalanan dari sana ke sini itu sekitar 30 menit, kita harapkan apinya sudah dibuka, batunya sudah siap, begitu menteri datang, dia berikan sambutan kemudian sudah bisa saksikan,” katanya.
Pawang dan pihak Dewan Adat Biak mengharapkan perwakilan panitia FBLB bisa mencoba atraksi tambahan pada FBLB ini sebagai contoh kepada masyarakat umum bahwa atraksi itu aman karena dikendalikan oleh pawang handal.
“Jadi mereka bilang kita kasi tunjuk ( jadi contoh), Pa Naftali juga jalan di atas supaya ada yang menyusul,” katanya.
Beberapa tarian khas Biak Numfor akan ditampilkan oleh kerukunan keluarga Biak di Jayawijaya untuk menemani peserta yang hendak mencoba berjalan di atas batu panas.
Penulis: Fritson Yewun
Editor: Linda
Apa komentar anda ?