Keerom, Nokenlive.com – Pedesaan yang terisolir dan tak mempunyai akses informasi internet sangatlah diperlukan guna membangun sumber daya manusia (SDM) bahkan aspek-aspek lainnya. Salah satu yang diperlukan adalah adanya fasilitas internet gratis di setiap pedesaan. Salah satu contoh di Arso 14, sebagian besar pelajar mempertanyakan akses internet tersebut.
Keerom sempat menikmati adanya internet gratis sekitar tahun 2012 hingga 2014, yang dimotori oleh Kementerian Kominfo dengan mengadakan mobil pusat layanan internet kecamatan atau MPLIK yang setiap harinya berkeliling diwilayah kecamatan. Dimana pada akhir tahun 2012 Kabupaten Keerom mendapatkan 11unit bantuan dari Kemkominfo.
Sayangnya, ditahun 2015 hingga saat ini fasilitas tersebut macet dan bahkan semuanya tak dapat dijalankan dengan baik, lantaran terkendala dana operasional dan lainnya. Agung Rianto, salah satu operator MPLIK di Arso 14 mengakui hal ini.
Menurutnya mobil internet keliling ini sangat membantu pelajar-peajar yang ada di Keerom, bukan kalangan pelajar saja, karyawan swasta maupun beberapa instansi di tingkat pedesaan sangat membutuhkannya untuk melakukan pelaporan anggaran secara online.
“Saya ditunjuk menjadi operator MPLIK ini sekitar Desember 2012 lalu, dan mulai saat itu saya terus memberikan pelayanan kepada masyarakat, bahkan sekali seminggu saya ke sekolah-sekolah yang ada di Dsitrik Skanto,” kata Agung, Kamis (15/11/2018).
Dikatakannya, mobil yang terdiri enam computer jinjing ini menjadi favorit pelajr yang ingin mengakses internet guna mengetahui informasi. Bahkan tak jarang pegawai negeri juga ikut nimbrung di mobil ini.
“Saat itu kalau telepon genggam seperti jenis Android masih jarang yang gunakan, dan tower-tower provider seperti Telkomsel atau Indosat juga belum ada. Jadi mobil inilah yang paling diandalkan saat itu,” ujarnya.
Seiring berjalannya tahun, sekitar tahun 2013 ia bersama operator-operator MPLIK di Kabupaten Keerom membentuk wadah perkumpulan MPLIK dan dirinya ditunjuk sebagai Sekretaris. Sejak saat itulah mereka membuat agenda mendatangi sekolah-sekolah menggunakan 5-6 unit mobil MPLIK.
“Setelah kami bentuk wadah, dari situlah kami berkunjung 2-3 kali dalam seminggu ke sekolah SD, SMP dan SMA untuk memberikan pelajaran tambahan soal internet,” katanya.
Sayangnya, kata Agung tahun 2014 akhir sudah mulai macet dan tahun 2015 total tak ada aktifitas samasekali dari mobil-mobil internet gratis ini. “Yah mau bagaimana lagi, kami saja di bayar perbulan sebagai operator sebesar 600 ribu rupiah, itupun hanya setahun saja dibayar. Dan setelah itu kami yang urus diri masing-masing,” uajrnya.
Salah satu pelajar di Distrik Skanto, Jonathan saat ditemui Nokenlive mengakui banyak jasa yang telah dilakukan mobil internet dari Kominfo. Menurutnya kalau bisa diaktifkan kembali atau mungkin ada sarana lain yang memberikan kami dikampung ini satu tempat fasilitas internet gratis.
“Kalau kamilihat berita di televisi, sebetulnya kami iri dengan teman-teman di luar Papua sana. Karena disana banyak spot wifi gratis. Kalau disini? Mana ada, kamiharus beli paket data melaui hp dulu, kami anak sekolah, mau dapat uang darimana kalau bukan orang tua kami yang berikan,” ujarnya.
Sekedar diketahui, sebanyak 20-an sekolah tingkat SD, SMP bahkan SMA di Distrik Skanto tak lagi mendapatkan kunjungan mobil internet gratis sejak tahun 2015 hingga kini. Mobil internet keliling tingkat kecamatan yang diadakan Kementerian Kominfo bulan Desember 2012 sebanyak 11 unit di Kabupaten Keerom dan hanya beroperasi 3 tahun.
(Ind)
Apa komentar anda ?