Sentani, Nokenlive.com – Banjir Bandang Sentani yang terjadu pada 16 Maret 2019 lalu itu meninggalkan banyak misteri. Ada yang mengatakan adanya banjir bandang karena ulah manusia. Ada juga yang mengatakan karena Murka Allah.
Kemudian ada juga yang mengatakan alam marah karena adanya manusia yang sering melakukan penebangan pohon di sekitar kaki gunung Cycloop dan masih banyak bentuk tuduhan-tuduhan dan dugaan lainnya. Sehingga sampai detik ini belum ada kejelasan karena apa banjir bandang ini bisa terjadi.
Demikian hal itu diungkapkan salah satu pengamat, Robi Wenda, ketika mengamati kali toladan Sentani yang dulunya jerni dan selalu didatangi banyak pengunjung. Namun belakangan ini, kali toladan napak terlihat sepih. Akibat airnya yang selalu kabur, yang mana kaburnya itu berawal dari adanya banjir bandang Sentani.
“Tentunya kita tahu bersama bahwa peristiwa banjir bandang ini menimbulkan banyak pertanya tentang apa penyebapnya. Untuk itu saya tidak akan bahas di bagian dampak atau kisah terjadinya tragedih ini. Tetapi saya hanya ingin menanyakan satu hal penting yang masih berlanjut dari hari kejadian banjir bandang hingga hari ini, yaitu kenapa kali toladan masi kabur,” ucap pengamat Robi Wenda kepada media ini melalui via selulernya, Sabtu (2/5) sore.
Kata Robi, pada saat kejadian banjir bandang, ia juga ada di tempat kejadian dan menyaksikan sendiri dengan mata kepala tentang Kali banjir, kabur, dan membawa kayu-kayu berukuran besar hingga kecil dan batu-batuan besar hingga kecil.
Kemudian Ia juga menyaksikan dampaknya memakan banyak korban manusia , ternak yang hanyut, dan sebagian besar rumah-rumah hancur. Oleh sebap itu dari situlah kali toladan berawal kabur dan belum pernah jernih kembal hingga hari ini. Setiap kali banjir, kali toladan memang pernah kabur, tetapi setelah satu sampai dua hari kemudian kembali jernih lagi.
“Tetapi banjir bandang Sentani meninggalkan kali Toladan terus kabur. Untuk itu hal ini jadi pertanyaan bahwa sampai kapan kali toladan berhenti kabur lalu jernih kembali, mungkin hanya Tuhan yang tahu. Tetapi kalau ada yang bisa menjawab itu akan lebih baik,” pungkasnya.
Terkait adanya peristiwa itu, dirinya merasa ada kecurigaan dibalik kali kabur tersebut. Karena menurutnya ada aksi maka akan ada reaksi, dan ada ulah maka akan ada dampak, kemudian ada api maka akan ada asap. Karena asap tidak mungkin ada tanpa ada api dinyalakan, begitulah kali toladan.
“Oleh sebap itu saya curiga berat bahwa, apakah ada penggalian emas ilegal di tenga-tengah gunung Cycloop, tentunya jawabannya kita sama-sama tidak tahu, dan terus kenapa kali kabur toladan belum pernah jernih-jernih, tentu jawabannya juga sama-sama kita tidak tauh bahwa ada apa di balik kali Toladan yang terus-menerus kabur,” ungkapnya.
Untuk itu Robi mengajak untuk mari berfikir, dan serahkan semunya itu kepada Tuhan. Agar hal-hal yang menjadi pertanyaan tentang kali kabur ini bisa terungkap berdasarkan kehendak yang maha kuasa,” tutupnya.
(tinus/jack)
Apa komentar anda ?