Waropen, Nokenlive.com – Sekitar Pukul 14:30 WIT sekelompok Warga dari Distrik Kirihi dan Walay melakukan pengerusakan beberapa ruang kantor pemerintahan Kabupaten Waropen dimana peristiwa itu dipicu karena adanya mis komunikasi yang diduga dari pewagai badan pengelolaan keuangan dan aset daerah (BPKAD) Kabupaten Waropen.
Mis terjadi ketika perwakilan warga masuk ke kantor keuangan mempertanyakan terkait dana Prospek, namun saat menjawab pertanyaan itu yang diduga salah satu pegawai BPKAD menjawab “Dana Prospek tidak ada”.
“Pemicunya itu adalah penjelasan yang kurang tepat dari salah satu oknum dari pegawai keuangan,” ungkap Kapolres Waropen AKBP Suhadak saat memberi keterangan kepada wartawan, kamis (19/12)
Hal itu mengakibatkan terjadi kemarahan warga dari kedua distrik Kerihi dan Walay, sehingga melampiaskan kemarahannya dengan merusak jendela dan pintu baik itu di ruang kerja Bupati dan beberapa ruang lainnya termasuk pintu Bank Papua yang kebetulan bersebelahan dengan kantor Bupati.
kericuhan sempat melebar dimana beberapa warga terjadi kejar mengejar samapi kedalam ruangan hingga saling lempar batu dan anak panah.
Kejadian ini bertepatan dengan kegiatan masyarakat yang mengantri untuk menyelesaikan admistrasi terkait dengan program GPMKESMAWAR yang dikenal dengan 10 Juta per KK.
Selain itu, beberapa pengusaha juga memadati kantor keuangan untuk mengurus progres pekerjaan yang saat ini masuk tahap pembayaran
Setelah kericuhan pecah berselang beberapa menit kemudian Aparat turun dan memberikan beberapa kali tembakan peringatan ke udara dan saat itu juga terlihat situasi mulai meredam.
Akibat kejadian ini diduga ada dua korban yang terkena Pukulan balok ditangan padahal ketika di cek ke beberapa puskesmas tidak ada ditemukan. Tetapi informasi dari pegawai dan beberapa masyarakat bahwa korban tersebut langsung di larikan ke rumah korban. namun saat di konfirmasi ke pihak kepolisian, Kapolres Waropen mengaku tidak ada korban Dampak dari kericuhan tersebut hal itu dikuatkan karena pihaknya sudah mengecek kesemua tempat pengobatan di seputaran Distrik Ureifasei dan Waropen Bawah.
Sementara itu Bupati Waropen Yermias Bisai saat di temui dikediamannya menyampaikan bahwa, keributan kecil ini sering terjadi karena pemahaman yang berbeda. Menurutnya ini terjadi secara spontanitas.
“Dengan latar belakang yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah di Waropen terkait dengan hak hak masyarakat sering terjadi keributan kecil seperti begini apalagi berdekatan dengan perayaan natal, kejadian ini tidak direncanakan ” Ucapnya.
Bupati menjelaskan, keterlambatan ini terjadi akibat ketersediaan uang tunai di bank tidak mencukupi sehingga masih membutuhkan waktu untuk suplai dana dari kantor Jayapura.
Terkait adanya masyarakat yang membawa alat perang tradisional dan benda tajam, Bupati Yermias sangat menyayangkan hal itu. Ia meminta kepada aparat keamanan supaya menyita alat tersebut ketika dibawa diseputaran ibu kota kabupaten karena dianggap sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Apabila ada saudara-saudara yang membawa panah dan anak panah sepanjang jalan Urfas dan Waren atau di lingkungan masyarakat ibu kota Kabupaten itu langsung disita karena itu sangat menggangu kenyamanan dan ketentraman masyarakat,” pinta Bupati.
Akibat kejadian ini, proses pelayanan ke masyarakat. Bupati mengaku masih dapat berjalan dengan baik namun sebagian kantor pelayanan mengalami gangguan akibat kericuhan itu.
“Pelayanan kita kemasyarakat tidak sampai lumpuh hanya bagian bagian tertentu yang terganggu,” Tuturnya.
Terlihat setelah Bupati dan Kapolres Waropen bersama Danramil Kodim 1709/03 mengumpulkan masyarakat dari dua distrik tersebut, Warga diberikan pengarahan selanjutnya di pulangkan dengan beberapa kendaraan dari Polres,Pemda dan Koramil Waropen.
(rich/Itink)
Apa komentar anda ?