Jayapura, Nokenlive.com – Tarung Derajat menjadi cabang olahraga pertama yang sukses menyumbangkan medali untuk Papua di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2019 di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Bertanding di Youth Center Sport Arcamanik Bandung, Jawa Barat, tim tarung derajat Papua meraih 1 medali perak dan 3 medali perunggu. Prestasi ini merupakan pencapaian terbaik karena cabor ini merupakan baru pertama kali digelar di ajang olahraga antar pelajar tersebut.
Di ajang Popnas 2019, tim Tarung Derajat Papua menurunkan 11 atlet, kans meraih medali emas sebenarnya dari Justince Beatriks Msen, sayang cedera yang dialaminya harus puas dengan medali perak setelah kalah di babak final dari atlet asal Jawa Timur Ria Ananda dengan skor 2-1.
Tiga medali perak Papua dipersembahkan oleh Rico Valentino Fingkreuw, Dorteis Ones Sawias dan Marfiola Dimor.
Pelatih darung derajat Papua, Paul Brando Fingkreuw yang ditemui wartawan mengatakan, prestasi yang dicapai anak asuhannya patut diapresiasi karena ini cabang olahraga baru.
Selain itu, atlet pelajar Papua yang ada di cabang olahraga tarung derajat juga baru pertama kali tampil di cabor ini, sebelumnya mereka (atlet) bertarung di olahraga tinju, karate dan pencat silat.
“Ini pengalaman pertama atlet pelajar papua tampil di cabor tarung derajat dan sebelumnya kita punya target satu medali emas, sayang dibabak final atlet kita kalah,” ujar Paul.
Paul juga mengakui jika mental atlet Papua juga belum stabil dan kedepan perlu ada peningkatan dan sistem pertandingan olahraga tarung derajat juga berbeda, sehingga anak-anak belum memahami secara benar. “Memang olahraga tarung derajat kontak fisik tapi ada aturan-aturannya,” katanya.
Sementara itu, manager cabang olahraga tarung derajat, Agus Aronggear mengatakan hasil yang dicapai atlet Papua dari cabor tarung derajat harus kita syukuri, karena hasil ini sesuai dengan persiapan mereka selama pemusatan latihan.
Agus mengaku, timnya banyak kekurangan yang perlu dibebani kedepan, misalnya seperti kurangnya lawan tanding. “Kita awalnya ingin atlet pelajar tarung derajat pemusatan latihan di Jawa Barat sekitar dua minggu, karena ini cabang olahraga baru di kalangan pelajar sehingga banyak yang tidak pahami soal aturan-aturannya,” katanya.
Ditambahkan bahwa atlet tarung derajat Papua juga banyak terganggu dengan kesehatan, padahal mereka harus berjuang di babak semifinal. “Empat atlet Papua yang lolos semifinal bertanding dengan kondisi cedera, kemudian atlet yang tampil di final juga alami cedera tapi tetap dipaksakan untuk bertanding,” tandasnya.
Sehingga Pemerintah Papua maupun KONI Papua kedepan perlu memperhatikan cabor tarung derajat, karena potensi Papua untuk mendulang medali cukup potensial, jika pemerintah serius dalam membina atlet-atlet Papua kedepan.
(Yod)
Apa komentar anda ?