Jayapura, Nokenlive.com — Ketua Rumpun Pelajar Mahasiswa, Siriwo Mapia, Piyaiye, Topoo dan Wanggar (RPM SIMAPITOWA) Hengki Mote menilai sebanyak 61 orang Papua yang mengatasnakan tokoh Papua bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara hanya mencari kepentingan pribadi dan kelompok.
“Sebenarnya daerah ini punya pemimpin yang bisa mengutus delegasinya, namun inisiatif sendiri dari tokoh Papua bertemu dengan Presiden Jokowi ini hanya dasar kepentingan pribadi dan kelompok,”kata Hengki kepada Nokenlive.com di Jayapura, Rabu, (18/9/2019).
Hengki menjelaskan, sebenarnya para tokoh Papua itu harus koordinasi dengan gubernur Papua Lukas Enembe,SIP,.MH sebagai petinnggi daerah Papua, sebelum berkunjung di Istana Negara.
“Yang didelegasikan itu atas perintah siapa? Harus menghargai gubernur Papua sebagai pemimpin daerah ini. Kalau pergi minta jabatan atau kepentingan pribadi jangan atasnamakan masyarakat Papua,”tegas Mote.
Karena, menurutnya, di Papua terdapat 250-an lebih suku yang mendiami pulau Papua. Untuk itu, sekali kali jangan mentasnamakan masyarakat Papua. Bertemu dengan kepala Negara hanya kepentingan publik yang diakomodir oleh kepala pemerintahan dalam hal ini oleh gunernur Papua.
“Apa yang dibicarakan tokoh Papua bersama Presiden Jokowi ini kan sampai saat ini belum diketahui pemerintah provinsi. Sebab permintaan yang diajukan hanya Istana Negara dan pemekaran provinsi. Apa manfaat bagi orang Papua dengan adanya Istana dan tambahan pemekaran,”katanya.
Terkait itu Mote menambahkan, solusi penyelesaian masalah rasis dan tindakan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Makassar, sebenarnya harus dirumuskan solusinya bersama para tokoh-tokoh di Papua yang dipimping oleh gubernur Papua Lukas Enembe. Kemudian hak gubernur untuk memutuskan delegasinya untuk bertemu dengan presiden, namun sayangnya pergi secara diam-diam.
“Masalah Papua tidak akan selesai jika caranya seperti begitu. Papua itu lebih dari 250 suku maka keterlibatan mereka (masyarakat Papua) harus dipedulikan. Menghargai satu sama lain. Jangan mencari kepentingan sendiri,”harapnya.
Mahasiswa Papua juga meminta kepada semua komponen untuk jaga kebersamaannya sebagai orang Papua yang bermartabat agar Papua aman dan damai.
“Yang difasilitasi itu siapa sehingga para tokoh Papua itu sampai di Istana Negara bertemu dengan Presiden. Kendati, ada yang difasilitasi itu pun harus lapor gubernur Papua sebagai kepala Daerah. Kami harap jangan sembarang. Begini terus, masalah Papua tidak akan selesai,”ungkap Hengki.
(Thiand)
Apa komentar anda ?