Jayapura, Nokenlive.com – Badan Pusat Statistik Provinsi Papua merilis bahwa pada bulan Maret 2019 terjadi Inflasi di Kota Jayapura sebesar 0,26 persen. Kondisi ini berbeda dengan bulan sebelumnya dimana bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Kepala bidang statistik distribusi BPS Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji, SST.,M.Si menjelaskan harga tiket pada angkutan udara yang menjadi pemicu inflasi di Kota Jayapura.
“Jadi, faktor pemicu terjadi inflasi yaitu kenaikan harga dengan besaran andil pada angkutan udara sebesar 0,228 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,154 persen, ikan cakalang 0,077 persen, cabai merah sebesar 0,012 persen, shampor sebesar 0,007 persen, emas perhiasan sebesar 0,006 persen, mie keriting sebesar instant sebesar 0,004 persen, ikan kawalina sebesar 0,004 persen, telur ayam ras sebesar 0,003 persen, ikan mumar sebesar 0,003 persen,” kata Bambang kepada wartawan di kantor BPS Papua, Senin (1/4/2019).
Secara umum, kata Wahyu, inflasi kota Jayapura masih di dominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok transparan, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil 0,23 persen terhadap total inflasi di Kota Jayapura.
“Perkembangan inflasi tahun berjalan Maret 2019 mencapai 0,49 persen. Pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan Maret 2019 yang sebesar 2,03 persen,” ujarnya.
Selain itu, inflasi year on year Maret 2019 sebesar 5,10 persen dan relative lebih tinggi dibandingkan yoy Maret yang sebesar 4,18 persen.
Inflasi year on year Maret 2019 sebesar 1,61 persen dan relative lebih tinggi dibandingkan yoy Maret 2019 yang sebesar 0,44 persen.
BPS Papua menilai bahwa berdasarkan pantauan inflasi month to month tersebut memberikan sinyal bahwa capaian inflasi di Kota Jayapura dan Merauke relative terkendali. Namun hasil inflasi year on year khususnya di Kota Jayapura menunjukkan bahwa pemerinth perlu menjaga stabilitas harga kedepan dengan usaha ekstra agar capaian inflasi berada pada kisaran target yang telah ditentukan sebesar 3,51 persen.
Tim pengendali inflasi daerah juga perlu fokus terhadap beberapa komoditas yang memiliki peranan konsumsi dominan di masyarakat, terutama sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi di daerah masing – masing.
(BM)
Apa komentar anda ?