Jayapura, Nokenlive.com,- Hrvatska atau nama lain dari Kroasia, kini menjadi salah satu kekuatan sepakbola yang patut diperhitungkan berkat kelolosannya untuk pertama kali ke Final Piala Dunia, usai mengkandaskan perlawanan Inggris di babak semifinal.
Meski sempat menorehkan sejarah baru saat menjadi juara ketiga di debut pertamanya pada Piala Dunia 1998 silam, namun Kroasia telah dipandang sebelah mata pasca kegagalannya dalam kurun waktu 19 tahun. Kroasia tetap dianggap sebagai kuda hitam yang hanya numpang lewat.
Pasca pensiunnya sederet bintang di era milenium ke-2 kalender gregorian, semisal Davor Suker, Zvonimir Boban dan Robert Prosinecki, Kroasia gagal kembali bersinar. Kroasia pun mengikuti prestasi buruk saudara tuanya, Serbia (dulu bernama Yugoslavia).
Namun sejak kemunculan generasi-generasi baru seperti Luca Modric, Ivan Rakitic, Ivan Perisic, Mateo Kovacic, Mario Mandzukic dan Dejan Lovren, asa untuk menyamai torehan indah di Piala Dunia 1998 sepertinya bakal terulang.
Sayang, nama-nama tersebut justru gagal total di Piala Dunia 2014 di Brasil, dengan hanya tampil sebagai pelengkap kuota Eropa, dan tak mampu lolos dari fase penyisihan grup.
Beruntung Ante Cacic Dipecat
Tampuk kepelatihan Kroasia pun silih berganti. Niko Kovac yang menggantikan posisi Slaven Bilic pasca gagal di Piala Eropa 2012, juga didepak dari kursi pelatih timnas Kroasia usai kegagalan di Brasil.
Federasi sepakbola Kroasia (HNS) pun menunjuk nama Ante Cacic sebagai suksesor Kovac menjelang Piala Eropa 2016. Dengan skuat yang nyaris sama, Cacic sanggup membawa Kroasia hingga ke laga perdelapan final, sebelum ditumbangkan Portugal yang akhirnya keluar sebagai juara Eropa.
Pencapaian tersebut dianggap sedikit membawa angin segar dalam masa paceklik Kroasia saat itu. Cacic tetap dipertahankan HNS untuk menunggangi armada Vatreni-julukan Kroasia.
Namun saat memasuki kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa yang bergulir sejak akhir 2016 lalu, Kroasia yang berada di Grup I justru tampil tak meyakinkan setelah menelan dua kali kekalahan dari Islandia dan Turki, juga meraih hasil imbang dengan Finlandia yang menyulitkan langkah Kroasia ke Piala Dunia.
HNS pun segera mengambil tindakan cepat dengan mendepak Ante Cacic dari kursi kepelatihan pada 7 Oktober 2017, dan menunjuk Zlatko Dalic sebagai penggantinya. Keputusan HNS itu dianggap konyol karena saking paniknya, sebab Dalic bukanlah pelatih yang tengah menukangi klub-klub mentereng di Eropa. Sebelum menukangi Kroasia, Dalic hanya melatih klub-klub Arab Saudi diantaranya Al Faisaly, Al Hilal dan Al Ain FC.
Namun kritikan publik itu dijawab dengan sebuah kejutan dari seorang Dalic, yang berhasil membawa Luca Modric dan kolega keluar dari masa krisis dengan berhasil finis sebagai runner up Grup I mengungguli Turki dan Ukraina, dan berhak mendapatkan satu tiket play off yang menjadi kesempatan terakhir menuju Rusia. Kroasia pun lolos ke Piala Dunia setelah menang agregat 4-1 dalam dua leg kontra Yunani di babak play off.
Tim Kuda Hitam Tersukses
Usai berhasil membawa Kroasia kembali ke Piala Dunia untuk kelima kalinya, Zlatko Dalic mengumumkan skuat yang akan berlaga di Rusia dengan nama-nama yang tak jauh berbeda dengan skuat yang dibangun oleh Ante Cacic.
Dalic sadar para pemainnya memiliki kualitas yang tak kalah wahid dengan jajaran skuat milik tim-tim unggulan. Kroasia yang juga tak diunggulkan di Piala Dunia kali ini, berada dalam Grup D bersama Islandia, Argentina dan Nigeria.
Meski sulit untuk memprediksikan Kroasia bakal lolos dari Grup tersebut, namun nyatanya skuat besutan Dalic itu sekali lagi telah mengejutkan dunia. Kroasia sempat tampil tak meyakinkan saat menang dari satu gol hasil penalti VAR dan satu gol bunuh diri saat menghadapi Nigeria di laga perdana.
Namun dilaga kedua, Kroasia sukses mempecundangi salah satu tim favorit juara, Argentina dengan kemenangan tiga gol tanpa balas. Kemenangan itu membuat para pengamat mulai memperhitungkan Kroasia di Piala Dunia kali ini. Kroasia pun memastikan diri sebagai juara Grup D usai menang dari Islandia di laga terakhir.
Di babak 16 besar, Kroasia harus berhadapan dengan Denmark dan laga tersebut menjadi reuni dua tim kuda hitam Piala Dunia 1998 silam. Kroasia berhasil memenangkan laga tersebut lewat adu penalti setelah bermain imbang 1-1. Negara yang baru merdekakan diri di tahun 1991 itu, harus menahan ambisinya untuk menyamai torehan manis di Piala Dunia 1998, karena harus melewati hadangan Rusia di babak perempatfinal.
Kroasia pun dibuat kesulitan saat berhadapan dengan tuan rumah, dan lagi-lagi memaksa laga harus dilanjutkan lewat adu penalti, setelah keduanya bermain imbang 2-2. Laga yang berlangsung penuh dramatis itu akhirnya dimenangkan oleh Kroasia, dan membuat negara yang berasal dari semenanjung Balkan itu berpesta setelah sukses menyamai pencapaian Piala Dunia 1998 di Prancis.
Dan sejarah yang ditorehkan Kroasia bersama Zlatko Dalic itu tak berhenti di babak semifinal. Vatreni berhasil memupuskan harapan Inggris untuk kembali lolos ke final Piala Dunia. Kali ini, Dalic dan Kroasia telah mencatatkan sejarah baru, tidak hanya bagi persepakbolaan Kroasia, tetapi juga sejarah baru bagi tim kuda hitam. Kroasia mentahbiskan diri sebagai tim kuda hitam tersukses di Piala Dunia, usai memastikan langkah ke laga puncak.
Negeri yang pernah mengalami masa krisis dengan tragedi perang berdarah antar etnisnya, dan negeri yang pernah merasakan krisis usai menuliskan kisah indah di Piala Dunia 1998, kini berubah menjadi satu kekuatan baru di turnamen sepakbola terbesar di Planet ini.
Kroasia, kini tengah diambang pembukuan sejarah baru jika berhasil memenangi laga kontra Prancis. Sejarah yang tentu saja bakal sulit disamai oleh generasi berikutnya, dan sebuah kemustahilan yang sulit untuk kembali dipecahkan. [Djaps]
Apa komentar anda ?