Jayapura, Nokenlive – Diantara lima kontestan Piala Dunia yang mewakili benua Asia, tim nasional Iran berada di grup yang bisa dibilang paling berat.
Iran tergabung dalam grup B bersama Spanyol, Portugal dan Maroko.
Dengan melihat posisi Iran yang berada di grup sulit itu, peluang untuk lolos ke fase knock out sangat berat untuk diwujudkan sang pelatih, Carlos Queiroz.
Meski Iran berstatuskan salah satu raksasa sepak bola di benua Asia, namun rekam jejak tim yang berjuluk Melli atau simpel itu tidaklah mentereng diantara wakil-wakil Asia lainnya, seperti Arab Saudi, Korea Selatan, Australia dan Jepang.
Penyandang gelar juara Asia tiga kali itu, memang terkenal sebagai salah satu negara Asia yang paling banyak melahirkan pesepakbola handal dan menarik perhatian klub-klub Eropa.
Sebut saja, Ali Daei dan Vahid Hashemian yang pernah bermain untuk klub sekaliber Bayern Munchen, Mehdi Mahdavikia (Hamburg SV), Javad Nekounam (Osasuna), Ashkan Dejagah (Hertha Berlin, Wolfsburg dan Fulham) dan beberapa pemain top lainnya.
Namun dengan komposisi skuat yang banyak dihuni oleh pemain-pemain yang berkarir di benua biru Eropa, Iran justru tak pernah sekalipun lolos dari fase penyisihan grup.
Sebelum lolos ke Rusia, timnas Iran telah berlaga sebanyak tiga kali di Piala Dunia edisi 1978, 1998 dan 2006. Dari keikutsertaannya di tiga Piala Dunia tersebut, Iran baru mencatatkan satu kali kemenangan, saat mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 2-1 di grup F Piala Dunia 1998 Perancis.
Di Piala Dunia 1998 itu pula, Iran berhasil meraih poin tertingginya dalam sejarah Piala Dunia dengan 3 poin.
Sementara saat berlaga di Piala Dunia 1978, 2006 dan 2014, Iran hanya mampu meraup 1 poin saja.
Saat ini, skuat yang dibawa oleh Queiroz di Piala Dunia Rusia, juga berisikan sejumlah nama yang bersinar bersama klub-klub Eropa.
Diantaranya, top skor Eredivisie Belanda, Alireza Jahanbakhsh yang mencetak 21 gol bersama AZ Alkmaar, Reza Ghoochannejhad (SC Heerenveen), Sardar Azmoun (Rubin Kazan), Ashkan Dejagah (Nottingham Forest), Ramin Rezaeian (KV Oostende) dan Saman Ghoddos (Ostersunds FK).
Namun melihat kekuatan tiga tim lainnya di grup B, akan menjadi misi mustahil untuk mewujudkan mimpi lama Iran untuk berlaga di babak selanjutnya.
Apalagi, Iran dihadapkan oleh sebuah rasa kekecewaan Queiroz yang menolak untuk memperpanjang kontraknya, karena menganggap Federasi Sepakbola Iran tidak menghargai pekerjaannya yang hanya menyodorkan kontrak jangka pendek selama 6 bulan.
Queiroz sendiri adalah pelatih yang sukses mengantarkan timnas Iran ke Piala Dunia dua kali berturut-turut.
Sebelum menangani Iran, Queiroz juga meloloskan Afrika Selatan di Piala Dunia 2002 dan Portugal di Piala Dunia 2010.
[Djaps]
Apa komentar anda ?