Nabire,Nokenlive.Com – Pemerintah Provinsi Papua Tengah terus berkomitmen dalam membangun daerah tidak hanya pembangunan infrastruktur, transportasi darat, udara tetapi juga transportasi laut.
Hal ini dibuktikan dengan diresmikannya masuknya kapal perintis KM Sabuk Nusantara 114 di pelabuhan sibu-sibu, Pomako kabupaten Mimika.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Tengah, Washington L.Gaol mengatakan minggu 12 januari 2025 kapal tersebut telah masuk dan diresmikan.
Washington mengatakan masuknya kapal tersebut sangat disambut baik oleh masyarakat. Pasalnya kurang lebih 40 tahun mereka menanti adanya kapal yang masuk disana.
“Untuk rutenya kapal tersebut akan masuk di Merauke, Asmat, Mappi dan Pumako”. Jelasnya. Sabtu, (18/01/2025).
Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah, Anwar.Harun.Damanik S.STP.,MM mengatakan untuk transportasi laut terus di genjot, seperti di Pumako Kabupaten Mimika.
“Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Tengah, bahwa selama ini yang terlihat hanya transportasi udara sj, karena memang kebetulan di depan mata”. Ucapnya.
Ia mengungkapkan selain di Pumako, Kabupaten Mimika, ada juga kapal perintis yang masuk daerah pesisir nabire.
“Ada dua (2) kapal perintis yang diusulkan dan sudah beroperasi. Pertama di sini (Nabire kota) dan daerah selatan. Jadi kita terus mendorong, Laut, udara, dan darat Semua jalan”. Ujarnya.
Anwar Damanik berteremakasih kepada legislator Jhon Gobay yang selalu berkordinasi dengan Dinas perhubungan.

Tidak hanya itu, Anwar Damanik mengatakan Nabire sebagai ibu kota provinsi, juga merupakan pintu masuk mimika dan kabupaten lainnya, harus memiliki pelabuhan laut yang dapat menunjang percepatan pembangunan di provinsi papua tengah.
Untuk itu pemerintah provinsi papua tengah akan berupaya untuk memperluas pelabuhan laut.
Ia mengungkapkan kondisi pelabuhan laut yang dimiliki saat ini kapasitasnya sangat kecil, tidak mencukupi. Seperti yang kita lihat, kapal barang 1 hingga 2 minggu baru masuk. Begitu juga kapal putih. Dan inilah salah satu penyebab keterlambatan pembangunan.
“Setelah menjadi provinsi, volume barang yang awalnya cuma sekian kontener tentunya mengalami kenaikan 5 kali lipat. Namun kapal barang tidak cukup. Sebaliknya, ketika kapal barang mencukupi, expedisinya, bongkarnya tidak cukup. Inilah yang memperlambat pembangunan.
Untuk hal tersebut tentunya membutuhkan kerjasama baik itu pemerintah kabupaten pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan juga harus melibatkan pihak swasta yang mau berinvestasi disini.
“Pertanyaannya pihak swasta mana yang mau berinvestasi? Itu yang selalu saya katakan, terus saya tekankan. jangan jadi penonton, jangan sudah jadi, orang sudah pegang, baru kita sadar, kan begitu. Kita sudah dewasa, pintar, ambillah kesempatan dan jadilah tuan di atas negeri kita sendiri”. Ucapnya.
Program banyak, namun waktu terbatas. Ia berharap siapapun pemimpin selanjutnya dapat melanjutkan yang baik, mempercepat yang belum selesai.
(Lisa)
Apa komentar anda ?