Kota Jayapura, Nokenlive.com – Kepala penerangan daerah militer (Kapendam) XVII Cenderawasih dan Kapaldam berikan penjelasan tentang serangan dan pengeboman udara di Kabupten Nduga pada 1-2 Desember lalu.
Menyikapi hal tersebut Kepala Peralatan Daerah Milter (Kapaldam) Kolonel CPN Dwi Soemartono mengatakan jadi apa yang dikalaim oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu bukan granat tetapi bom asap jenis GT6-AS fungsinya untuk tabir atau yang biasa digunakan oleh para penerjun payaung sebagai penanda untuk lakukan pendaratan.
Isi hanya hitrogen yang adalah salah satu bahan kimia yang bereaksi dengan udara dan menjadi asap secara otomatis.GT6-AS ini aman karena hanya mengeluarkan asap saja tidak membunuh seperti yang di kalim oleh KKB tegas Dwi Rabu (26/12/2018).
Sedangkan tiga jenis granat lainnya lanjut Dwi, M-406 buatan Amerika,CIS 40 AGL buatan Singapura dan satu granat lainnya adalah buatan Pindad,senjata yang digunakan untuk ketiga jenis granat lontar ini yaitu senjata jenis SPG-A1 kaliber 40 mm.
Untuk diketahui juga senjata dan granat ini sudah melekat pada TNI saat melakukan tugas Rik Sip Ops, jadi didalam satu regu biasanya sesuai taktik Infantri pasti ada satu senjata seperti ini.
Jarak mematikan proyektil ini juga terbatas tidak seperti yang digambarkan oleh KKB dan ini merupakan senjata standar yang digunakan oleh pasukan Infantri di seluruh dunia tujasnya.
Sementara itu ditambakan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Infantri M Aidi jadi apa yang selama ini beredar di media sosial yang di duga pasukan TNI melakukan serangan udara dan pengeboman di Nduga memakai bom Fosfort,ternyata mereka (KKB) tidak busa membedakan yang mana granat dan yang mana bom
Kalau mengunakan Bom Fosfort jaraknya itu puluhan samapai ratusan meter dan daya penghacurannya bisa menghancurkan satu kota jelas M Aidi.
Tetapi lanjut M.Aidi kami sangat maklum bahwa kelompok separatis KKB mengaplot ke sosial media mengatakan itu bom karena mereka tidak memiliki pengetahuan,
Kelompok separatis ini dengan sombongnya menantang TNI untuk berperang tetapi sayangnya mengetahui tentang senjata saja mereka tidak mempunyai pengetahuan.
Dan yang lebih di sayangkan lagi dengan kebodohannya mereka memberikan informasi bodoh yang menerimahnya juga sangup membodohi orang lain.
“Bahkan lebih konyol lagi ada Media kaliber internasional Australia ikut di bodoh-bodohi,” Tuturnya.
(NL28)
Apa komentar anda ?