Wamena, Nokenlive.com – DPRD Kabupaten Jayawijaya meminta kepada pemerintah kabupaten setempat untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap makanan dan minuman atau kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jayawijaya, Iwan Asso, Sabtu (12/12/2020) di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya mengatakan dengan adanya peningkatan pengawasan terhadap kebutuhan barang pokok (sembako) tersebut diharapkan dapat menekan terjadinya kerugian terhadap konsumen.
“Jadi kami himbau pedagang yang ada di Kabupaten Jayawijaya untuk tidak menimbun barang, menaikan harga apalagi dilakukan secara sengaja dan diam-diam. Kami mendapatkan laporan dari warga bahwa ada yang bermain harga, jadi kami juga minta dinas terkait (Disnakerindag Kabupaten Jayawijaya) untuk segera turun ke lapangan untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) kepada setiap pedagang dan mengawasi harga barang yang dijual kepada masyarakat Jayawijaya,” ungkapnya.
Dirinya tak memungkiri bahwa pedagang atau distributor terkadang jauh lebih cerdik untuk melihat situasi dan kondisi. Dimana ketika dinas terkait melakukan sidak ke lapangan, dinas menemukan bahwa harga barang masih normal. Namun lanjutnya, ketika sudah tidak dilakukan operasi pasar, maka momen itu dimanfaatkan oleh beberapa oknum pedagang dengan sengaja menaikan harga barang yang dijual.
“Kami ini selalu beli beras untuk masyarakat kita, jadi kami tahu sendiri ada permainan harga di pasar,” sergahnya.
Dalam kesempatan itu, Komisi B DPRD Jayawijaya juga meminta Disnakerindag untuk segera melakukan operasi pasar guna menyelidiki adanya dugaan penimbunan barang kadarluarsa yang masih saja di jual kepada masyarakat.
Kemudian, sambungnya lagi, harga jual beras di setiap kios yang ada di Kabupaten Jayawijaya juga masih saha ditemukan adanya permainan harga oleh pedagang.
“Kami minta Disnakerindag untuk memastikan harga jual beras untuk ukuran 50 kg dan 15 kg khusus beras Bulog. Karena mereka (pedagang) beli di Bulog itu harga Rp 600 ribu/karung, tapi saat dijual di kios itu ada yang 1 juta bahkan lebih, padahal dari Bulog ke Jalan Irian dan Sulawesi itu kan dekat tidak butuh biaya transportasi yang besar,” ujarnya.
Dari temuan lainnya, Iwan Asso menjelaskan, penjualan beras 15 kg dan 50 kg khusus beras Bulog juga terkadang tidak sesuai dengan jumlah yang ada di dalam karung.
“Ada masyarakat yang laporkan, bahwa tulisan itu 15 kg, tapi saat dibeli dan dihitung ulang ada yang 13 kg dan juga 14 kg, isinya tidak sampai 15 kg,” pungkasnya.
Ema
Apa komentar anda ?